NERACA
PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Ekonomi Makro Pengantar
Disusun oleh:
ARIS VAMBUDI
|
NIM
|
5140111 045
|
ANDY ALAM TRI WIJAYA
|
NIM
|
5140111 035
|
ANITA ROSANDY HASDI
|
NIM
|
5140111 033
|
FERI SETIAWAN
RISMALISA
|
NIM
NIM
|
5140111 052
5140111 020
|
VANCHRISTO
SATRIA PENGGALIH
|
NIM
|
5140111 047
|
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
Tahun Akademik 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah
ini dibahas tentang “NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN
PEREKONOMIAN TERBUKA”, sebagai bahan tambahan pengetahuan mengenai neraca
keuangan yang mengemukakan data mengenai perdagangan luar negeri. Dijelaskan
pula mengenai penentuan kurs pertukaran. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan masukan dari pembaca baik berupa saran maupun
kritikan yang sifatnya membangun. Sehingga kedepannya penyusun bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi.
Yogyakarta, 03 Mei 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ekonomi Internasional adalah salah satu
bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis.
Karena ekonomi internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan
permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca
pembayaran internasional. Neraca pembayaran
merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk
suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan neraca pembayaran perlu
dipegang,dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu
bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri, serta bersendikan pada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh
sumber kekuatan nasional,baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan
dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat
mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
Seiring dengan perkembangan bisnis
internasional yang maju ini, serta semakin ketatnya persaingan di dalam dunia
bisnis di era globalisasi ini, didukung dengan kondisi perekonomian Asia dalam
mempersiapkan Asean Free Trade, transaksi-transaksi yang terjadi di setiap
negara terus mengalir berupa in-flow ataupun out-flow. Kondisi tersebut
mengakibatkan persaingan antara penduduk satu negara dengan negara lain untuk
menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar lebih tinggi
jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran
untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar dari negara tersebut. Hal tersebut
menjadikan semakin pentingnya neraca pembayaran bagi negara, dimana dana yang
masuk dan keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai
potret keuangan atau kinerja keuangan yang dapat menggambarkan transaksi
ekonomi penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada satu periode tertentu.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang
selain dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengukur kemampuan suatu
perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi internasional,
terutama yang berhubungan dengan kewajiban pembayaran utang dan transaksi
ekspor-impor, neraca pembayaran juga merupakan salah satu indikator yang
mempengaruhi tindakan para pelaku pasar,
beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi ekspor
dan impor barang dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan prnting dalam pembentukan produk domestik bruto. Oleh
karena itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam negeri.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan ulasan yang telah disampaikan pada sub
bagian latar belakang, rumusan masalah dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apa
definisi dari neraca pembayaran?
2. Apa
saja bentuk dasar neraca pembayaran?
3. Bagaimana
defisit dan surplus dalam neraca pembayaran?
4. Bagaimana
sistem kurs tetap dan berubah bebas?
5. Bagaimana
bentuk masalah ekonomi dalam perekonomian terbuka?
6. Bagaimana
kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka?
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dapat mengetahui
mengenai neraca perdagangan.
2.
Dapat mengetahui
mengenai perdagangan ekspor impor dan aliran keluar dan dana modal kesuatu Negara.
3.
Dapat mengetahui
penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata uang.
D.
Manfaat
Manfaat dari
penulisan makalah ini antaralain:
1.
Bahan tambahan
pengetahuan mengenai bentuk dasar neraca pembayaran, sistem kurs tetap dan
berubah bebas, dan kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka.
2.
Pengetahuan
mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan
solusinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran, atau
balance of payment merupakan ringkasan yang disusun secara sistematis untuk
seluruh transaksi ekonomi dari suatu negara dengan negara lainnya selama
periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Neraca pembayaran
disusun berdasarkan sistem pencatatan ganda, atau double entry-bookkeeping.
Setiap transaksi yang dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi yang
dicatat sebagai debit atau sebaliknya.
Transaksi yang
menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat sebagai kredit dan diberi
tanda positif. Sebaliknya transaksi yang mengeluarkan mata uang asing dicatat
sebagai debit dan diberi tanda negatif. Dengan memakai sistem pencatatan ganda,
maka jumlah antara kredit dan debit akan sama dengan nol. Walaupun pada
kenyataannya neraca pembayaran mungkin tidak sama dengan nol.
Neraca perdagangan dan
neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat mendorong naik atau turunnya
kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca perdagangan dan
neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan
terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit neraca
perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya
terjadi depresiasi mata uang suatu negara. Dengan adanya neraca pembayaran ini
dapat diketahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit.
Laporan neraca
pembayaran terdiri dari beberapa komponen utama. Adapun komponen neraca
pembayaran yang banyak menjadi perhatian para pelaku perdagangan mata uang
asing adalah rekening berjalan, rekening modal dan rekening cadangan resmi.
B.
Bentuk Dasar Neraca Pembayaran
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu
daftar yang menggambarkan ringkasan kekayaan (Harta), Kewaiban (Hutang), dan
Modal suatu perusahaan pada saat tertentu.
Bentuk dasar neraca berasal dari
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI yaitu :
HARTA
= HUTANG + MODAL
Jadi, dalam menyususn neraca,
isinya harus memenuhi 3 klasifikasi utama yaitu Harta, Hutang dan Modal. untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang posisi keuangan perusahaan,
sebaiknya neraca harus disusun secara sistematis. Umumnya, pada perusahaan jasa
susunan neraca diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Harta (Aktiva),
adalah kekayaan perusahaan yang mempunyai bentuk (berwujud) maupun tidak
berwujud (berupa hak) yang dinilai dengan uang. Unsur – unsurnya sebagai
berikut :
a.
Harta Lancar
(Current Assets)
Penggolongan Harta/Aktiva disesuaikan
dengan jangka waktu yang diperlukan oleh Harta yang bersangkutan untuk beralih
kembali dalam bentuk uang. Bagi yang berjangka waktu satu tahun atau kurang,
harta itu dikelompokkan sebagai “Harta Lancar” (Current Assets).
b.
Penanaman Modal
Jangka panjang (Long-Term Investment)
Yaitu penanaman modal dalam surat
berharga yang jangka waktunya panjang (melebihi satu tahun). Seringkali disebut
sebagai “penyertaan” dalam perusahaan lain maupun anak atau cabang perusahaan.
c.
Harta Tetap
(Fixed Assets/ Plant and Equipment)
Yaitu harta berwujud yang digunakan
perusahaan dalam kegiatannya, yang bersifat permanen dan tidak untuk
diperdagangkan. Harta tersebut kecuali Tanah (Land). Dari waktu ke waktu
nilainya semakin berkurang sesuai umur ekonomi dan teknisnya. Karena nilainya
berkurang, maka dalam neraca pada akhir periode akuntansi harta tersebut harus
dikurangi penyusutan atau depresiasi (Depreciation). Contoh harta tetap : Peralatan
(Equipment), Gedung (Building) dan Tanah (Land).
d.
Harta Tidak
Berwujud (Intangible Assets)
Yaitu suatu harta yang mengungkapkan hak
hokum dalam jangka waktu panjang, sifatnya tidak berwujud. Contohnya : Hak
Paten (Patent), Hak Cipta (Copy Right), Merk Dagang (Trade Mark), dan Good
will. Sama halnya seperti aktiva/ harta tetap nilainya dari waktu ke waktu akan
berkurang. Pengurangan nilai manfaat dari harta tidak berwujud disebut
Amortisasi (Amortization).
e.
Beban/biaya yang
ditangguhkan (Deffered Charge)
2.
Kewajiban/
Hutang (Liabilities), adalah merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain
yang harus diselesaikan pada saatnya. Penyelesaian atau pembayaran hutang
dilakukan dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, dapat dilakukan
dengan memberikan uang tunai, barang maupun jasa.
a.
Hutang Lancar
(Current Liabilities), adalah hutang – hutang jangka pendek, yaitu kurang dari
satu tahun, yang harus dibayar menggunakan harta lancar.
b.
Hasil yang
diterima dimuka (Defered Income), adalah penerimaan yang telah dipeperoleh
perusahaan dengan diikuti adanya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa
pada periode mendatang. Hasil yang diterima dimuka dicatat di sebelah kredit
neraca, dan baru benar-benar dinyatakan sebagai pendapatan perusahaan setelah
kewajibannya diselesaikan.
c.
Hutang Jangka
Panjang(Long-Term Liabilities), adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
d.
Hutang Jangka
Panjang Lainnya, adalah berupa kewajiban perusaah yang terjadi karena adanya
pinjaman seperti : Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen dan sebagainya.
3.
Modal (Capital), adalah selisih antara Harta dan
Hutang, yang merupakan kewajiban perusahaan kepada para pemilik, pada
perusahaan perseorangan, modal dinyatakan dalam perkiraan modal pemiliknya itu
sendiri. Dalam perusahaan yang berbentuk CV atau Firma (Partnership) modal
dinyatakan pada perkiraan modal masing – masing anggota. Sedangkan dalam
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, Modal terdiri dari :
a.
Modal yang
disetor (Paid –in - Capital), yaitu jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang
saham, baik Pemegang Saham Biasa (Common Stock) maupun Saham Istimewa/Preferen
(Preferred Stock). Yang dicantumkan dalam neraca adalah sejumlah modal yang
disetor.
b.
Cadangan
(Reserve), yaitu penyisihan dari keuntungan bersih perusahaan setelah “Pajak
Penghasilan”. Pembentukan Cadangan diperlukan untuk berbagai tujuan perusahaan,
misalnya saja untuk : Cadangan Pembayaran Hutang, cadangan ekspansi, cadangan
pensiun karyawan cadangan social dan lain – lain.
c.
Laba Tidak
Dibagi atau Saldo Laba yang ditahan (Retained Earnings), yaitu merupakan
kumpulan laba tahun – tahun sebelumnya, yaitu laba bersih setelah dipotong
pajak penghasilan dikurangi pembayaran dividen, cadangan dan lain – lain.
C.
Defisit dan Surplus Dalam Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran
defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada jumlah
penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami
kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman
akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang
mengalami defisit total. Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan
meminjam dari bank sentral luar negeri,
Neraca pembayaran
surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah
pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP surplus,
bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan
tambahan dari luar negeri. Neraca
Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama dengan
jumlah penerimaan (transaksi kredit
= transaksi debet).
D.
Sistem Kurs Tetap dan Berubah Bebas
1.
Sistem Kurs Tetap
(Fixed Exchange Rate System)
Pada sistem ini,
kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah menetapkan bahwa US $ 1 =
Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp 5.000,-. Akan tetapi, pada kenyataannya walaupun kurs
sudah ditetapkan pemerintah, kurs masih mengalami perubahan. Perubahan kurs
tersebut terjadi karena adanya perubahan kekuatan permintaan dan penawaran. Kadang
terjadi kelebihan permintaan dan kadang terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs
berada di tingkat yang sudah ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari
kelebihan permintaan atau penawaran tersebut.
Jika terjadi
kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual persediaan mata uang untuk
memenuhi kelebihan permintaan tersebut. Dan, bila terjadi kelebihan penawaran,
pemerintah akan membeli kelebihan penawaran tersebut. Perhatikan grafik
berikut:
Pada awalnya,
pemerintah menetapkan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika adalah
US $ 1 = Rp 8.000,-. Karena impor barang dari Amerika meningkat maka permintaan
terhadap dolar Amerika juga meningkat, dari Q0 menjadi Q1 yang akhirnya membuat
kurva permintaan bergeser dari D0 ke D1. Apabila pemerintah tidak campur tangan
maka akan terbentuk tingkat kurs yang baru sebesar E1. Oleh karena itu, agar
tingkat kurs tetap pada US $ 1 = Rp 8.000,- maka pemerintah (melalui Bank
Sentral) akan menjual cadangan dolar Amerika sehingga kurva penawaran dolar
Amerika akan bergeser ke kanan dari E1. dan terbentuklah tingkat kurs yang
besarnya sama dengan tingkat semula yakni US $ 1 = Rp 8.000,-.
2.
Sistem Kurs
Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate System)
Pada sistem ini,
kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah. Kurs
bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan
penawaran. Sistem kurs bebas disebut juga dengan istilah “Sistem Kurs
Mengambang”. Selanjutnya, perhatikan grafik berikut:
Pada awalnya,
tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai titik keseimbangan. Bila
impor terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar
Amerika untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0
akan bergeser ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1.
Pada titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 =
Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami
peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1 dolar Amerika
hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).
Sebaliknya, bila
impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan terhadap dolar
Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan dari D0
menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US
$ 1 = Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan
(depresiasi) terhadap rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah
bahwa berapa pun harga keseimbangan (baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah
devisa yang diperjualbelikan merupakan jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang
diminta = jumlah yang ditawarkan. Kebaikan dari sistem mengambang kurs bebas
adalah:
1)
Pemerintah tidak
perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan kurs.
2)
Tidak ada pasar
gelap yang memanfaatkan perbedaan tingkat kurs.
3)
Tidak ada
defisit atau surplus neraca pembayaran karena mekanisme pasar akan segera
menyeimbangkan defisit dan surplus menjadi neraca pembayaran yang seimbang.
Adapun keburukan
dari sistem kurs bebas adalah kurs mudah sekali berubah-ubah, sehingga
menimbulkan ketidakpastian transaksi ekspor, impor dan transaksi-transaksi lain
yang berkaitan dengan mata uang asing.
E.
Bentuk Masalah Ekonomi Dalam Perekonomian Terbuka
Dalam
perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit,
dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan diiaksanakan pemerintah perlu
difikirkan dengan lebih baik. Dalam perekonomian tertutup hanya dua masalah
yang perlu difikirkan pemeriatah dalam merumuskan kebijakan ekonomi, yakni
masalah pengangguran dan masalah inflasi. Dalam perekonomian terbuka, di
samping memperhatikan masalah tersebut harus pula diperhatikan efek dari
kebijakan pemerintah yang dirumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan
kurs pertukaran. Defisit dalarn neraca pembayaran akan menimbulkan efek buruk
terhadap kestabilan kurs pertukan. Pada akhirnya kedua masalah itu akan
menimbulkan efek buruk kepada masalah pengangguran dan kestabilan harga-harga.
pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan
berbentuk salah satu dari empat masalah berikut :
1.
Perekonomian
menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
2.
Perekonomian
menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca Pembayaran.
3.
Perekonomian
menghadapi masalah pengangguran dan di samping itu menghadapi masalah defisit
dalam neraca pernbayaran.
4.
Perekonomian
menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masaiah defisit dalam
neraca pembayaran.
Dalam kasus (i) dan
(ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan (mempunyai surplus),
maka yang perlu difikirkan hanyalah mengatasi masalah pengangguran (kasus i)
atau inflasi (kasus ii). Masalah yang harus dihadapi meniadi lebih rumit
apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti dalam (iii) dan (iv).
Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca
pembayaran memerlukan langkah langkah yang secara serentak akan:
i.
mengatasi
masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran, apabila perekonomian
itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan dalam (iii). Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebiiakan
memindahkan perbelaniaan.
ii.
mengatasi
inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran apabila ekonomi itu menghadapi
masalah seperti yang dinyatakan dalam (iv). kebijiakan pemerintah yang
dijalankan akan meliputi langkah-langkahyangdigolongkan kepada kebijakan
mengurangkan perbelanjaan.
F.
Kebijakan Pemerintah Dalam Perekonomian Terbuka
- Kebijakan memindahkan perbelanjaan
Yang dimaksudkan dengan
kebijakan memindahkan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah
defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pemambahan ekspor dan
pengurargan impor. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dijalankan apabila:
defisit neraca pembayran wujud kelika perekonomian juga nengbadapi masalah
pengangguran. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dapat dijalankan untuk
mengatasi kedua masalah di atas Langkah-langkah yang akan rnengurangi impor dan
mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah seperti yang dinyatakan di bawah
ini:
a.
Melakukan
pembatasan impor Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Di
samping itu dapat pula dijalankan denga menggunakan kuota dan melakukan
kampanye untuk membeli barang dalam negri.
b.
Menekan
(mengurangi penggunaan valuta asing) Pemerintah (melalui bank sentral mengatur
penggunaan mata uang asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerangkan
tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan pengguna
valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor
industri dan tidak mendorong usaha mengirnpor barang-barang mewah.
c.
Menurunkan nilai
mata uang (devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor menladi lebih mahal,
dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadii rnurah di pasaran
luar negeri den akan menambah ekspor.
- Kebijakan
pengurangan pembelanjaan
Yang dimaksudkan dengan
"kebijakan pengurangan perbelanjaan" adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mengatasi masalah kurangan dalam neraca pernbayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Keadaan ini akan mewujudkan neraca pembayaran yang
menguntungkan atau seimbang. Kebijakan perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan
mengambil langkah-langkah berikut:
a.
Menaikkan pajak
pendapatan. pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan pengurangan itu
akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
b.
Menaikkan suku
bunga dan menurunkan penawaran uang. Tuiuan ini dapat dicapai dengan
menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan
minimum dan menaikkan suku bank (suku diskonto). Pengurangan penawaran uang dan
suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnva
akan mengurangi pengeluaran agregat.
c.
Mengurangi
pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari
pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi
pengeluaran agregat. Langkah ini dan langkah yang dinyatakan dalam (a) digolongkan
sebagai kebijakan fiskal.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya
selama jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian
dan penjualan barang – jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah
asing, begitu juga dengan transaksi financial. Dan pencatatan transaksi
tersebut menggunakan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi yang terjadi
akan dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan menggunakan sistem
debet-kredit.
Kurs dengan valuta
asing (valas)merupakan suatu nilai pertukaran uang denganyang lain hanya saja
yang membedakan dalamsegi perdagangannya , dimana valasmerupakan alat
pembayaran yang sah diNegara lain . sedangkan kurs merupakanperbedaan nilai
matauang antara negara satudengan negara lain . meskipun demikian valasdan kurs
merupakan suatu kesatuan untukmenambah pendapatan negara di dalamperekonomian
internasional.
Dari uraian diatas juga
dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka atau empat sector adalah suatu
system ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor degan Negara lain.
Perekonomian tebuka membuka peluang terjadinya kegiatan perdagangan luar negeri
disamping juga arus modal masuk dan keluar dari suatu Negara.
- Saran
Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang. Negara-negara berkembang umumnya memiliki defisit
neraca perdagangan yang tinggi. Cara yang paling mudah dan efektif untuk dapat
menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah
dengan pinjaman hutang. Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di
dalam negeri yang dapat diandalkan untuk menutup defisit tersebut. Hutang
tersebut dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun bantuan teknis.
Indonesia dewasa ini jarang sekali mengalami surplus transaksi berjalan.
Penyebab utama defisit dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih
besar dari pemasukan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri
untuk membiayai defisit tersebut.
- Untuk itu hendaknya pemerintah bisa
memanfaatkan pinjaman tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu digunakan untuk
pembangunan negara dan pemerintah harus bisa mengelola anggaran pemerintah
dengan baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar tidak terjadi defisit
anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya dibandingkan
dengan impornya,
- Bagi kita sebagai warga negara
Indonesia hendaknya bisa membantu dalam rangka menambah pemasukan anggaran
negara, salah satunya yaitu dengan cara membayar pajak tepat pada waktunya.
Karena pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan anggaran negara.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro,
Jakarta: Raja Gafindo Persada.
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-neraca-pembayaran-balance-of-payment/,
diakses
03 Mei 2015, pukul 20.50 WIB.
http://materiakuntansifanda.blogspot.com/2011/04/neraca.html,
diakses 03 Mei 2015, pukul 21.04 WIB.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/12/sistem-kurs-tetap-mengambang-bebas-dan-terkendali.html,
diakses 03 Mei 2015, pukul 21.08 WIB.
http://www.academia.edu/7319220/KEBIJAKAN_PEMERINTAH_DALAM_PEREKONOMIAN_TERBUKA,
diakses 03 Mei 2015, pukul 21.22 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar